LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIK II
PERCOBAAN I
PENENTUAN
KONSENTRASI LARUTAN METODE REFRAKTOMETRI
OLEH
:
NAMA :
ALFAHRU MANGIDI
STAMBUK :
A1C4 13 050
KELOMPOK : III B
ASISTEN PEMBIMBING : HALIADI
LABORATORIUM
UNIT PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Refraktometer sebenarnya alat ukur
mengukur indeks bias suatu zat. Definisi indek bias
cahaya suatu zat adalah kecepatan cahaya didalam hampa dibagi dengan kecepatan
cahaya dalam zat tersebut. Kebanyakan obyek yang dapat kita lihat, tampak
karena obyek itu memantulkan cahaya kemata kita. Pada pantulanyang paling umum
terjadi, cahaya memantul kesemuaarah,disebut pantulan baur. Untuk keperluan ini
cukup kita melukiskan satu sinar saja, mustahil ada atau hanya merupakan abstrasi
geometrical saja.
Konsentrasi
bahan terlarut sering dinyatakan dalam satuan Brix(%) yang merupakan
konsentrasi dari bahan terlarut dalam sampel(larutan air). Kadar zat merupakan
total dari semua zat atau bahan dalam air, termasuk gula.pada dasarnya Brix(%)
dinyatakan sebagai jumlah gram dari tebu yang terdapat dalam larutan 100 g
gulatebu. Jadi pada saat mengukur larutan gula, Brix(%) harus benar benar tepat
sesuai dengan konsentrasinya.
Refraktometer
Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam
cairan, atau serbuk.Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis
yang penting dari medium suatu bahan. Pembiasan cahaya dapat tejadi dikarenakan
perbedaan cahaya pada medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju
cahaya pada medium yang kurang rapat.Indeks bias pada medium didefinisikan
sebagai perbandingan antara kecepatan cahaya dalam ruang hampa dengan cepat
rambat cahaya pada suatu medium. Indeks bias akan meningkat seiring dengan
bertambahnya konsentrasi.
Oleh
karena itu agar dapat menambah pengetahuan khususnya mahasiswa untuk dapat
memahami prinsip kerja refraktometri dan mentukan konsentrasi gula melalui
kurva kalibrasi maka diadakan praktikum “ Penentuan konsentrasi larutan metode
refraktometri “.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dari praktikum ini yaitu :
1. Bagaimana
prinsip kerja dari refraktometer ?
2. Bagaimana
menghitung konsentrasi larutan gula dengan menggunakan kurva kalibrasi ?
C.
Tujuan
Praktikum
Tujuan
praktikum ini adalah untuk memahami prinsip kerja refraktometer, dan menentukan
konsentrasi suatu larutan gula melalui kurva kalibrasi.
D.
Prinsip Percobaan
Prinsip kerja dalam praktikum ini adalah penentuan kadar
gula yang didasarkan pada indeks bias larutan gula dengan menggunakan alat
refraktometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Indeks
Bias
Indeks bias
merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari medium suatu
bahan. Nilai indeks bias ini banyak diperlukan untuk menginterpretasi suatu
jenis data spektroskopi. Indeks bias dari suatu bahan atau larutan merupakan
parameter karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat dengan parameter-parameter
lain seperti temperatur, konsentrasi dan lain-lain yang sering dipakai dalam
optik, kimia dan industri obat-obatan. Indeks bias juga berperan penting dalam
beberapa bidang diantaranya dalam teknologi film tipis dan fiber optik. Dalam
bidang kimia, indeks bias dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi dan
komposisi larutan, untuk menentukan kemurnian dan kadaluarsa dari oli, untuk menentukan
kemurnian minyak goreng (Hidayanto, 2010).
Indeks bias merupakan
salah satu sifat optik yang banyak digunakan untuk mencirikan keadaan suatu
material transparan. Refractive index suatu material pada suatu panjang
gelombang tertentu akan mengalami perubahan bila komposisi material tersebut
mengalami perubahan. Beberapa industri karenanya menggunakan ukuran refractive
index dalam penetapan kualitas produk solid atau liquid transparannya (Marzuki,
2012).
Dalam bidang
industri makanan dan minuman, indeks bias juga dapat digunakan untuk mengetahui
besarnya konsentrasi gula dalam produk makanan dan minuman, seperti contoh untuk
mengetahui kandungan gula dalam jus buah, kandungan gula dalam kue, dan
lain-lain. Indeks bias suatu larutan dapat diukur dengan menggunakan beberapa
metode antara lain dengan metode interferometri yang meliputi interferometri
Mach-Zender, interferometri Fabry-Perot dan interferometri Michelson.
Metode-metode ini merupakan metode yang sangat akurat untuk mengukur indeks
bias. Akan tetapi metode-metode tersebut mempunyai beberapa kelemahan, antara
lain pengoperasian alat yang cenderung rumit dan membutuhkan waktu yang lama
(Rofiq, 2010).
B.
Refraktometri
Metode
standard dalam pengukuran indeks bias yang paling sederhana yaitu dengan
mengukur sudut pembelokan cahaya yang melewati wadah berbentuk prisma berisi
larutan uji. Meskipun metode ini akurat, namun membutuhkan ruangan yang cukup
besar. Kemudian dikembangkan metode lain. Umumnya metode interferometri bekerja dengan
mengukur jari-jari cincin interferensinya, namun untuk bisa menghasilkan
bayangan cincin-cincin interferensi (Ilham, 2009).
Pengukuran
indeks bias dapat dilakukan dengan menggunakan refraktometer maupun metode
interferometri seperti Mach-Zender, Jamin, Michelson dan Fabry-Perot. Dalam
penelitian ini digunakan metode prisma refraktometri dan refraktometer Abbe.
Hasil pengukuran indeks bias dari keduanya kemudian dibandingkan dengan indeks
bias standar. Sampel yang digunakan adalah cairan murni yaitu aquades, alkohol,
aseton, toluena, bensin, minyak tanah, solar, paraffin oil dan paraffin liquid
dan campuran cairan yaitu bensin murni-minyak tanah, bensin SPBU swasta-minyak
tanah dan solar-minyak tanah. Campuran cairan dibuat dengan variasi konsentrasi
3%, 5%, 8%, 15%, 13%, 15%, 18%, 20%, 23%, 25%. Dari hasil percobaan dapat
disimpulkan metode prisma refraktometri cukup akurat dalam pengukuran indeks
bias cairan maupun campuran cairan. Pengaruh perubahan konsentrasi terhadap
indeks bias campuran dapat ditunjukkan dengan baik. Metode ini juga cukup peka
terhadap ketidakmurnian cairan (Dina, 2009).
Gambar. Refraktometri
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum
Kimia Fisik II dengan judul “Penentuan Konsentrasi Larutan Metode
Refraktometri” ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19 Mei 2015, pukul 13:00
WITA-selesai dan bertempat di Laboratotium Jurusan Pendidikan Kimia,
Universitas Halu Oleo, Kendari.
B.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
Peralatan
yang digunakan dalam praktikum ini yaitu refraktometer, pipet ukur 10 mL, pipet
volum 25 mL, beaker glass 50 mL, pengaduk, filler, botol semprot, tabung
reaksi, dan rak tabung reaksi.
2.
Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gula dan aquades.
C.
Prosedur
Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan dalam
percobaan ini yaitu :
a. Aquadest
0 % diteteskan ke permukaan refraktometer.
b. Dilarutkan 1 gram gula dalam 19 ml aquadest kosentrasi 5
% kemudian larutan tersebut diteteskan
kepermukaan refraktometer.
c. Dilarutkan 2 gram gula dalam 18 ml aquadest kosentrasi
10 % kemudian larutan tersebut diteteskan
kepermukaan refraktometer .
d. Dilarutkan 3 gram gula dalam 17 ml aquadest kosentrasi
15 % kemudian larutan tersebut diteteskan
kepermukaan refraktometer.
e. Dilarutkan 4 gram gula dalam 16 ml aquadest kosentrasi
20 % kemudian larutan tersebut diteteskan
kepermukaan refraktometer.
f. Dilarutkan 5 gram gula dalam 15 ml aquadest kosentrasi 25 % kemudian larutan tersebut
diteteskan kepermukaan refraktometer.
g. Dilarutkan x molar gram gula dalam kemudian larutan tersebut diteteskan kepermukaan refraktometer.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
1.
Data
hasil pengamatan
Tabel
data hasil pengamatan dalam percobaan ini yaitu :
Perlakuan
|
Kosentrasi
|
Indeks
Bias
|
Aquades
diteteskan kepermukaan refraktometer
|
0%
|
0,2
|
Larutan
dari campuran aquades 19 mL + gula 1 gram diteteskan dipermukaan
refraktometer
|
5
%
|
4,9
|
Larutan
dari campuran aquades 18 mL + gula 2 gram diteteskan dipermukaan
refraktometer
|
10
%
|
8,7
|
Larutan
dari campuran aquades 17 mL + gula 3 gram diteteskan dipermukaan
refraktometer
|
15
%
|
13,9
|
Larutan
dari campuran aquades 16 mL + gula 4 gram diteteskan dipermukaan
refraktometer
|
20
%
|
17,3
|
Larutan
dari campuran aquades 15 mL + gula 5 gram diteteskan dipermukaan
refraktometer
|
25
%
|
22,2
|
Larutan
x diteteskan ke permukaan refraktometer
|
X
|
22,1
|
2.
Perhitungan
a.
Penentuan
Massa Gula
1) Pembuatan
Larutan Gula 5 % :
x 20 = 1 gram gula
2)
Pembuatan Larutan Gula 10 % :
x
20 = 2 gram gula
3) Pembuatan
Larutan Gula 15 % :
x
20 = 3gram gula
4) Pembuatan
Larutan Gula 20 % :
x
20 = 4 gram gula
5) Pembuatan
Larutan Gula 25 % :
x
20 = 5 gram gula
b.
Penentuan
konsentrasi zat x melalui kurva kalibrasi
Kurva
kalibrasi hubungan antara indeks bias dan konsentrasi larutan gula :
y = 87,08x + 0,314
Karena
dalam persamaan garis linear y = mx – C, maka nilai m dan C dapat diketahui,
yaitu: m = 87,08 dan C = 0,314. Sehingga konsentrasi sampel x dapat dihitung.
y = 87,08x +
0,314
y = mx +C
y
– C = mx
(y
– C)/ m = x atau
x = (y - C / m)×100%
x = (22,1 - 0,314/ 87,08)×100%
x = 0,250183×100%
x = 25,0183%
B.
Pembahasan
Percobaan yang dilakukan pada kali ini yaitu menentukan
konsentrasi suatu larutan gula melalui kurva kalibrasi. Percobaan ini berdasarkan
pada prinsip bahwa penentuan kadar atau konsentrasi larutan gula didasarkan
indeks bias larutan gula dengan menggunakan alat refraktometer.
Refraktometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau
konsentrasi bahan terlarut dengan memanfaatkan reaksi cahaya. Prinsip kerja
dari alat tersebut adalah jika cahaya yang masuk melalui prisma cahaya hanya
bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut
yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas
antara cairan dan alas.
Perbandingan cepat rambat
cahaya dalam ruang hampa (c) dengan cepat rambat cahaya dalam medium (v)
disebut indeks bias mutlak dari medium (n). Cepat rambat cahaya dalam medium
(v) lebih kecil dibandingkan cepat rambat cahaya dalam ruang hampa (c).Hal ini
disebabkan oleh redaman osilasi dari atom-atom dalm medium tersebut. Atau
dengan kata lain bahwa cepat rambat cahaya (v) ditentukan oleh atom-atom dalam
medium dan ini berakibat pada harga indeks biasnya. Pembiasan cahaya merupakan peristiwa penyimpangan atau pembelokan
cahaya karena melalui dua medium yang memiliki kerapatan optik yang berbeda.
Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam, yakni: mendekati garis
normal, dimana cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat
dari medium yang optiknya kurang rapat kemedium optik yang lebih rapat,
contohnya cahaya merambat darri udara kedalam air. Dan menjauhi garis normal,
dimana cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium
yang optiknya lebih rapat kemedium optik yang kurang rapat, contohnya cahaya
merambat dari dalam air keudara. Pembiasan cahaya dapat terjadi apabila
perbedaan cahaya pada mediumyang rapat lebih kecil dibanding dengan laju cahaya
pada medium yang kurang rapat.
Perbedaan indeks bias
dari tiap-tiap sampel disebabkan karena kecepatan cahaya pada masing-masing
medium atau sampel berbeda-beda, dimana laju cahaya pada kecepatan vakum lebih
cepat dari pada laju cahaya ketika sudah melewati suatu medium. Perlambatan ini
terjadi karena dalam medium terjadi penyerapan atau absorbs dan hamburan cahaya
saat bergerak dari atom ke atom.Untukpenentuan
konsentrasi sampel maka digunakan grafik hubungan antara konsentrasi
dengan nilai indeks bias. Dan untuk mencari konsentrasi nilai x digunakan
persamaan y = Ax + B.
Percobaan
kali ini digunakan tujuh sampel gula yang berbeda-beda konsentrasinya yakni 0%
untuk 20 mL aquades, 5% untuk 19 mL aquades dan 1 gram gula, 10% dari 18 mL
aquades dan 2 gram gula, 15% dari 17 mL aquades dan 3 gram gula, 20% dari 16 mL
aquades dan 4 gram gula, 25% dari 15 mL aquades dan 5 gram gula, dan sampel x
yang belum diketahui konsentrasinya. Indeks bias dari ketujuh sampel tersebut
berturut-turut adalah 0; 4,9 ; 8,7 ; 13,9 ; 17,3 ; 22,2 ; 0,2 ; dan 22,1 untuk
sampel (X).
Hasil ini
membuktikan bahwa semakin besar konsentrasi gulanya maka semakin besar pula
indeks biasnya, ini di pengaruhi oleh kekentalan zat cair,
dimana semakin kental zat cair, indeks biasnya semakin besar. Begitu pula
sebaliknya, semakin encer zat cair maka indeks biasnya semakin kecil; kecepatan
rambat cahaya, dimana semakin besar cepat rambat cahaya dalam medium, maka
indeks biasnya semakin besar; suhu, dimana semakin besar suhu maka indeks
biasnya semakin kecil; panjang gelombang, dimana semakin besar panjang
gelombang maka indeks biasnya semakin kecil, tekanan udara permukaan, dimana
semakin besar tekanan udara permukaan maka indeks biasnya semakin besar, dan
konsentrasi larutan, dimana semakin besar konsentrasi larutan maka indeks bias
semakin besar, sebaliknya jika semakin kecil konsentrasi larutan maka indeks
biasnya juga semakin kecil.
hasil
pengamatan diketahui bahwa kadar gula yang terdapat dalam sampel berbanding
lurus dengan indeks biasnya sehingga Makin besar atau tinggi kadar gula yang
terdapat dalam minuman makin besar pula indeks biasnya.Dan
untuk sampel X merupakan larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Sehingga
konsentrasinya dicari dengan kurva kalibrasi, sehingga diperoleh konsentrasi
untuk sampel X yaitu 25,0183%.
BAB V
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan
yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pengukuran menggunakan refraktometer didasarkan atas prinsip bahwa
cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara
cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas
tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas. Konsentrasi berbanding lurus dengan indeks
bias. Semakin besar konsentrasi larutan gula, maka semakin besar pula indeks
biasnya. Dari kurva kalibrasi antara konsentrasi dan indeks bias diperoleh
persamaan y = 87,08x + 0,314. Sehingga diperoleh konsentrasi larutan sampel
(X) sebesar 25,0183%.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayanto, Eko
dkk. 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk Pengukuran Indeks Bias. Jurnal Berkala Fisika. Vol. 13. No. 4.
Semarang
Karyono dkk.
2010. Penyetaraan Nilai Viskositas terhadap Indeks Bias pada Zat Cair Bening. Jurnal
Berkala Fisika. Vol. 13. No. 4. Yogyakarta
Kitinoja, Lisa dan Adel A. Kader. 2003. Praktik-praktik Penanganan Pascapanen Skala
Kecil: Manual untuk Produk Hortikultura (Edisi ke 4). University
of California, Davis Postharvest Technology Research and Information Center
Marzuki, Ahmad
dkk. 2012. Sensor Fiber Optik dari Bahan Fiber Optik Polimer Untuk Pengukuran
Refracrive Index Larutan Gula. Indonesian
Journal of Applied Physich. Vol. 2. No. 1. Surakarta
Tanjung, Welly.
2013. Pengembangan Sensor Larutan Gula Berbasis Absorbsi Gelombang Evanescent
pada Serat Optik. Skripsi. Bogor:
FMIPA Institut Pertanian Bogor
1 komentar:
menghitung persamaaan indeks bias nya kek mana?
EmoticonEmoticon