LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN ASPIRIN (Asam Asetilsalisilat)



LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN I
PEMBUATAN ASPIRIN
(Asam Asetilsalisilat)


OLEH :
NAMA                                     : ALFAHRU MANGIDI
STAMBUK                             : A1C4 13 050
KELOMPOK                          : I B
ASISTEN PEMBIMBING     : ALI SAMAD ASCHAR





LABORATORIUM UNIT PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015


 



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Dalam menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di Jerman, replika tablet aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka Deutschland, Land der Ideen ("Jerman, negeri berbagai ide").
Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat ini.
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia.
Selama hampir satu abad, manusia telah menggunakan aspirin sebagai obat penghilang rasa sakit. Aspirin menjadi salah satu obat yang paling umum tersedia di pasaran. Efek utama aspirin adalah dapat meredakan rasa sakit di kepala dan demam. Tetapi, aspirin juga memiliki manfaat kesehatan lainnya, seperti menjadi obat darurat untuk menunda serangan jantung. Namun, bahan kimia tetaplah bahan kimia. Zat tersebut tentu memiliki efek samping yang buruk untuk tubuh jika dikonsumsi dalam jumlah tidak terbatas. Oleh karena itu, untuk mengetahui secara jelas tentang aspirin maka percobaan ini dilakukan untuk membuat aspirin dari asam salisilat.
B.    Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang dicapai pada praktikum ini yaitu untuk membuat aspirin dari asam salisilat dan anhidrida asam asetat.

C. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip percobaan pembuatan aspirin adalah membuat aspirin yang didasarkan pada reaksi esterifikasi dari asam salisilat dan metanol.











BAB II
TEORI PENDUKUNG
A.    Asam Salisilat
Asam salisilat memiliki rumus molekul C6H4COOHOH berbentuk kristal kecil yang memiliki berat molekul sebesar 138,123 g/mol dengan titik leleh sebesar 156°C. Mudah larut dalam keadaan dingin tetapi dapat melarutkan dalam keadaan panas. Asam salisilat dapat menyublim tetapi dapat terdekomposisi dengan mudah menjadi karbon dioksida dan fenol bila dipanaskan pada suhu 200°C. Asam salisilat kebanyakan digunakan sebagai bahan obat-obatan dan intermediet pada pabrik obat dan pabrik farmasi seperti aspirin dan beberapa turunannya (Kristian, 2007).
Asam fenolat adalah golongan khusus dari asam hidroksi.Asam fenolat yang penting ialah asam salisilat (asam o-hidroksibenzoat).Senyawa ini dibuat melalui pemanasan natrium fenoksida dengan karbon dioksida dibawah tekanan.







O-  Na+
 


O-  Na+
 

OH
 

 
H+
 
CO2H
 
CO2- Na+
 
kalor
 
                                                           
Tekanan NaOH
 
              + O=C=O      ®                                ®

 Natrium Fenoksida                                    Asam Salisilat
Ester metilnya yaitu metil salisilat adalah komponen utama dari minyak gandapura.Metil salisilat digunakan untuk rasa permen karet atau gula-gula.Senyawa ini juga dimanfaatkan sebagai obat gosok (Hart, 1990).
B.     Metode Rekristalisasi
Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan partikel-partikel zat padat dalam dalam suatu fase homogen. Kristalisasi dari larutan dapat terjadi jika padatan terlarut dalam keadaan berlebih(di luar kesetimbangan, maka sistem akan mencapai kesetimbangan dengan cara mengkristalkan padatan terlarut. Penggunaan proses kristalisasi diaplikasikan dalam berbagai jenis reaktor, tetapi reaktor dengan mediaterfluidisasi menjadi prioritas pilihan (Dewi, 2003).
Keunggulan kristalisasi pelarut adalah penggunaan suhu rendah dan mudah diaplikasikan dengan peralatan sederhana.Pelarut digunakan pada tahap kristalisasi. Pada tahap ini, terjadi proses kristalisasi komponen-komponen yang tidak larut dalam pelarut dan mempunyai titik beku yang lebih tinggi dari suhu yang digunakan akan membeku dan membentuk kristal ( Ahmadi, 2010).

C.    Metanol
Metanol (CH3OH) mempunyai keuntungan lebih mudah bereaksi atau lebih stabil dibandingkan dengan etanol (C2H5OH) karena metanol memiliki satu ikatan karbon sedangkan etanol memiliki dua ikatan karbon, sehingga lebih mudah memperoleh pemisahan gliserol dibanding dengan etanol. Metanol memiliki massa jenis 0,7915 g/m3 dan titik didih 65 oC, sedangkan etanol memiliki massa jenis 0,79 g/m3 dan titik didih 79 oC. Metanol mulia mendidih pada suhu 64,7°C, namun mulai menguap sebelum mencapai titik didihnya. Metanol lebih mudah diperoleh kembali dan didaur ulang karena tidak membentuk azeotrop dengan air dan relatif menghasilkan metanol murni yang dapat digunakan kembali. Metanol dapat diperoleh kembali diakhir proses atau hanya dari fasa gliserol, karena sekurang-kurangya 70% dari jumlah kelebihan metanol berada didalam fasa gliserol (Mahlinda, 2011).




BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan pembuatan aspirin yaitu: Gelas kimia 250 ml,Gelas kimia 500 ml,Corong kaca, corong Buchner, Kaca Arloji, Pipet Tetes, Hotplet, Timbangan, Filler, Pipet volume 25 ml, Filler, Batang pengaduk, dan spatula.
2.      Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan pembuatan aspirin yaitu: Asam Salisilat, Metanol (CH3OH), FeCl3 1 %, Larutan H2SO4 pekat, Es batu, Aquades, Kertas Saring, Hcl pekat 3,5 ml, dan Natrium bikarbonat (NaHco3)

B.     Prosedur Kerja
  Adapun prosedur kerja dalam percobaan ini yaitu :
a.    Dimasukkan asam salisilat sebanyak 2 gram kedalam erlenmeyer
b.   Ditambahkan sebanyak 5 ml metanol
c.    Ditetesi sebanyak 5 tetes H2SO4 pekat kedalam erlenmeyer
d.   Diaduk sampai semua asam salisilat larut
e.    Dipanaskan campuran pada suhu 40-50°C sambil diaduk selama beberapa menit
f.    Didinginkan pada suhu kamar
g.   Ditambahkan 50 ml air sambil diaduk kembali
h.   Didinginkan dengan es batu sampai proses kristalisasi sempurna
i.     Disaring kristal aspirin yang terbentuk dengan corong
j.     Dibilas erlenmeyer dengan filtratnya
k.   Dicuci kristal dalam corong
l.     Dikumpulkan kristalnya dari corong
m.    Dikeringkan dengan hotplet pada kertas saring
n.      Ditimbang kertas saring yang berisi kristal aspirin
o.      Direaksikan dengan ditetesi FeCl3
p.      Dihitung rendemennya













BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Data Hasil Praktikum
Perlakuan
Pengamatan
2 gram asam salisilat + 5 ml metanol + 5 tetes H2SO4 pekat, sambil diaduk
Larutan berwarna bening
Dipanaskan campuran dipenangas dan diaduk hingga 10 menit
Larutan sedikit berwarna merah muda
Didinginkan + 50 ml air sambil diaduk, kemudian didinginkan dalam pendingin sampai proses kristalisasi sepurna
Terbentuk kristal putih
Kristalnya disaring dengan corong bucnher, lalu dibilas erlenmeyer dengan filtratnya, lalu dikeringkan
Masih terdapat air pada Kristal
Kristal diuji dengan satu tetes larutan FeCl3
Timbul warna ungu pada kristal (masih terdapat asam salsilat)
Dilakukan rekristalisasi  :
ü  Kristal +25 ml larutan jenuh nahc03
ü  Disaring campuran tersebut
ü  Dinginkan dengan es batu
Disaring dengan corong bucnher
Kristal ditimbang dalam kaca arloji. Sebelumnya dikeringkan terlebih dahulu
Larutan berwarna bening

B.       Reaksi Lengkap
O
 
O
 
OH                                                               OH
OH
 
CH3
 
O
 
                             + CH3OH«                            + H2O
      
Asam Salisilat                 Metanol               Ester metil salisilat
C.       Perhitungan

Dik           :  Kertas saring kosong = 1,21 gram
                    Berat kaca arloji  = 39,8 gram
                    Berat kertas saring + kaca arloji  = 1,7575 + 39,8 gram
 = 41,56
                    Berat kristal dalam kertas saring = 42,61 gram
Dit           : % Rendemen………?
Peny         :
Berat Kristal = (berat Kristal dalam kertas saring – berat kertas saring kosong
+ kaca arloji )                
                        =
 
  
                        
D.    Pembahasan
Aspirin atau asam asetilsalisilatadalah turunan asam salisilat.Aspirin bersifat antipiretik dan analgesik karena merupakan kelompok senyawa glikosida. Glikosida adalah senyawa yang memiliki bagian gula yang terikat pada non-glikosida L. Aglikon dalam salian adalah salial alkohol dan tereduksi sempurna menjadi asam salisilat.Sintesis aspirin merupakan suatu proses dari esterifikasi. Esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat  dengan suatu alkohol membentuk suatu ester. Aspirin merupakan salisilat ester yang dapat disintesis dengan menggunakan asam asetat (memiliki gugus COOH) dan asam salisilat (memiliki gugus OH).
Aspirin dalam percobaan ini dibuat dari asam salisilat dengan metanol.Metanol (CH3OH) dalam campuran bertindak sebagai reaktan.Asam salisilat ditambahkan dengan metanol dan larutan H2SO4 pekat menjadi berbentuk larutan yang berwarna putih.Penambahan asam sulfat pekat pada larutan yaitu larutan H2SO4 tersebut berfungsi sebagai katalisator sehingga asam sulfat berfungsi untuk mempercepat terjadinya sintesa dengan cara menurunkan energi aktivasi sehingga energi yang diperlukan dalam sintesa sedikit, jadi reaksi berjalan lebih cepat.
Larutan yang telah dicampurkan tersebut dipanaskan pada suhu ± 45°C menjadi berbentuk kristal. Proses pemanasan bahan dapat mempercepat gerak dari molekul-molekul dalam larutan sehingga dapat mempercepat laju reaksinya.Kristal yang mengalami proses pemanasan didinginkan dan ditambahkan dengan air dan kristal sebelumnya kembali menjadi larutan. Penambahan air pada kristaldilakukan agar reaksi pembentukan kristal berjalan sempurna dan dimaksudkan untuk menghidrolisis kelebihan asam yang terdapat pada kristal aspirin. Larutan didinginkan kembali dengan es batu agar dapat mencapai proses kristalisasi sempurna. Dengan proses pendinginan dapat  membentuk kristal karena ketika suhu dingin molekul-molekul aspirin dalamlarutan akan bergerak melambat dan pada akhirnya terkumpul membentuk endapan melalui proses nukleasi.
Kristal yang terbentuk disaring dengan corong karena masih terdapat sedikit kandungan air pada kristal tersebut. Kristal tersebutdikumpulkan dan diletakkan pada kertas saring untuk dikeringkan. Setelah kristal aspirin kering, dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat dari kristal. Berat kertas saring kosong yang dilakukan pada percobaan awal (sebelum adanya kristal aspirin yang ditimbang) yaitu 1,21 gram. Setelah pengeringan,kristal yang diperoleh beratnya 1,9436 gram. Jadi, rendemen yang peroleh berdasarkan perhitungan adalah 97,18 %.Setelah semua proses dilakukan, kristal yang dihasilkan direaksikan dengan FeCl3untuk mengetahui kemurnian kristal. Setelah diteteskan dengan FeCl3kristal berwarna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa kristalaspirin tersebut belum murni karena masih terdapat asam salisilat yang belum bereaksi.


                    BAB V
PENUTUP
A.    Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa aspirin dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan metanol dan dari percobaan diperoleh rendemennya sebesar 97,18%.

B.     Saran
Saran yang dapat kami berikan pada praktikum kali ini yaitu agar kedepannya praktikan terlebih dahulu membekali dirinya mengenai materi yang akan dipraktekkan dan juga menguasai prosedur kerja agar dapat menghindari kesalahan yang kemungkinan muncul saat praktikum berlangsung.











DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. (2010). Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah pada Pembuatan Konsentrat Vitamin E dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 11 No. 1.

Dewi, Devina Fitrika. (2003). Penyisihan Fosfat dengan Proses Kristalisasi dalam Reaktor Terfluidisasi Menggunakan Media Pasir Silika. Jurnal Purifikasi. Vol. 4 No. 4.

Hart, Herolt. (1990). Kimia Organik Edisi Keenam. Penerbit Erlangga : Jakarta.

Kristian, Rieko. (2007). Asam Salisilat dari Phenol. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa :Banten

Mahlinda. (2011). Proses Pemurnian Metanol Hasil Sintesa Biodiesel Menggunakan Rotary Evaporator. Jurnal Hasil Penelitian Industri. Vol. 4 No.1.















 


EmoticonEmoticon